Peran Guru Bimbingan Konseling (BK) sangat besar. Tidak hanya pengembangan pribadi dan kehidupan sosial, tetapi juga mengembangkan kemampuan belajar dan bakat siswa.
Dr Jarkawi saat memberikan seminar pendidikan di Kampus Uniska Banjarmasin Hanya saja, keberadaan tenaga Guru BK di sekolah sangat minim.Atau tidak sebanding dengan jumlah murid yang ada di sekolah.Hal terungkap dalam Seminar Pendidikan Guru BK se-kota Banjarmasin, Sabtu (14/10/2017) lalu.Menurut Kepala Unit Program Pengalaman Lapangan (UPPL) Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Albanjari DR H Kasypul
Anwar, kekurangan guru BK itu berdasarkan penelitian Uniska tentang Strategy Accountability Program dan Public Trust di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kota Banjarmasin Riset yang bekerja sama dengan Ristekdikti dan Dinas Pendidikan di enam SMK di kota Banjarmasin itu diketahui rata-rata sekolah di Banjarmasin kekurangan Guru BK. Keberadaan guru BK yang tak sebanding dengan jumlah murid itu, jelasnya, menyebabkan perhatian terhadap siswa secara individual kurang maksimal dan bisa jadi terbengkalai. Sehingga berpotensi tidak tersalurkannya minat dan bakat siswa. “Akhirnya Guru BK akan sangat kesulitan mengatur jadwal bimbingan dan layanan individual yang semestinya,” tuturnya. Dari enam sekolah objek penelitian SMKN 5, SMKN 1, SMKN2, SMK MAESTRO (Swasta), SMK YPT (swasta) dan SMK Syuhada total 6.888 murid, akan tetapi hanya ada 31 Guru BK. Tim Uniska untuk penelitian itu terdiri dari DR H Kasypul Anwar, DR H Jarkawi, Zainal Fauzi, SPd MPd, dan Dra Hj Husnul Madihah, M MPd. (azka)